• Jelajahi

    Copyright © wadaslintangcom
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Health

    Manusia Tamak dan Serakah

    Suroso
    , Jumat, Januari 12, 2024 WIB Last Updated 2024-01-13T04:48:32Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Semua manusia  awalnya berada pada fitra Islami. Namun lama kelamaan fitra Islami itu rusak karena intervensi nilai jahiliyah serta tingkah laku manusia itu sendiri.

    Akibatnya, kerusakan moral dan perilaku jahiliyah mewarnai hidup dan kehidupan dimana-mana. Di gedung, di kantor, terminal dan di pasar, bahkan di tempat suci yang semestinya orang tunduk kepada Allah SWT, sehingga sifat sebagian manusia sama dengan sifat syaitan. Bahkan lebih.

    Pada hal sifat khusus syaitan adalah ingkar kepada Allah SWT dan selalu berbuat kejahatan.  Jika syaitan ada yang patuh dan berbuat baik, maka ia tidak lagi dinamakan syaitan.

    Sedangkan manusia, diciptakan Allah SWT dengan sifat ganda, yaitu  patuh dan ingkar.  Kepatuhan manusia kepada Allah bisa menyamai malaikat. Bahkan bisa melebihi, kata  H. A. Rahman, di Muaro Sijunjung, Rabu (21/6).

    Kalau malaikat patuh tidaklah aneh, karena ia tidak mempunyai sifat ingkar.  Tapi jika manusia yang patuh kepada Allah SWT, boleh dikatakan luar biasa, karena manusia memiliki sifat ingkar yang kadangkala manusia itu sendiri tidak mampu mengekang dan mengendalikannya.

    Sebaliknya, keingkaran manusia juga bisa melebihi syaitan.  Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam  Al Quran, syaitan tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada manusia, tapi hanya membujuk agar manusia mau berbuat kejahatan.

    Syaitan tidak pernah membunuh manusia. Tapi karena kebiadaban, manusia ada yang tega menggorok, memotong dan mencincang manusia. Bahkan ada ibu kandung yang  sampai hati mencekik, menginjak dan membuang bayinya sendiri, sebut A. Rahman.

    Dengan dasar itulah Allah SWT dalam  Al Quran mengatakan bahwa manusia bisa menjadi syaitan.  Maksudnya bukan bentuk manusia yang berubah menjadi syaitan. Tapi perangai manusia itu sendiri  yang sama dengan perangai syaitan. Bahkan lebih buruk dan biadab.

    Dalam sebuah hadits Rasulullah menggambarkan, bila seekor harimau dimasukkan ke dalam kandang kambing, yang akan dimakan harimau  hanya seekor atau dua ekor kambing. Setelah itu harimau pergi.  Tapi, jika manusia yang dimasukkan,  jangankan satu kandang, berpuluh-puluh dan beratus-ratus kandang, bahkan dengan kandang-kandangnya akan habis oleh manusia.

    Artinya, dalam mengarungi hidup dan kehidupan di atas dunia ini, manusia yang tidak kanaa tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa cukup terhadap kebutuhan, sehingga sudah dapat satu ingin dua, dapat dua ingin tiga. Bahkan dalam satu adist Nabi Muhammad SAW menjelaskan, manusia diberi dua lurah yang penuh emas dia tidak bersyukur, tapi minta satu lurah lagi. Begitulah keserakahan manusia yang dikendalikan hawa nafsu.

    Dan manusia seperti inilah yang akan membawa kerusakan di bumi Allah yang juga akan membawa kesengsaraan pada masyarakat. Karena dia akan memakan apa saja yang ada disekelilingnya. Batu, aspal, kayu, tanah, semen, besi akan dilibas dan dimakannya.

    Tidak peduli haram atau halal, masa bodoh apakah orang akan teraniaya, merana dan sengsara. Yang penting nafsu angkara murkanya terpenuhi, meski pun menari di atas bangkai teman sendiri dan bergembira di atas penderitaan orang lain.

    Untuk mengatasi semua inilah Allah SWT membimbing dan menuntun manusia dengan mewajibkan beribadah kepada-Nya, agar manusia itu selalu memiliki rohani yang bening dan bersih, sehingga mampu  mengendalikan  nafsu angkara murka yang serakah, biadab, sadis dan bringas.

    Namun kadang kala sebagian manusia tidak menghiraukan perintah dan larangan Allah, apa lagi bimbingan dan tuntunan-Nya, sehingga manusia itu lupa diri dan lupa daratan. Pada hal orang lupa diri lupa kepada Tuhan dan orang yang melupakan tuhan, temannya adalah syaitan. Sumber copy paste By Dinda Febrianti- infopublik.sijunjung.go.id 22 Jun , 2017

     






    foto: bappeda.jatimprov.go.id


    Pengertian

    Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada  dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.

    Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oleh Allah Swt. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takatsur [102] : 1-2)

     

    Ciri-Ciri Tamak
    1)  Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki
    2)  Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
    3)  Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain
    4)  Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
    5)  Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun
    6)  Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
    7)
     Terlalu mencintai harta yang dimiliki.
    8)
     Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
    9)
     Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi

     

    Bahaya Tamak

    1)    Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur

    Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: «Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang         bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barang siapa yang tidak bersyukur,         Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji». (QS. Lukman [31] : 12)
    Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan

    2)    Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih tujuannya

    3)    Sifat tamak akan menjauhkan seseorang dari Allah Swt.

    4)    Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya berkurang

    (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah    yang telah   diberikan Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-  Nisa’ [4] : 37)

     

    Cara Menghindari Tamak

    1)     Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan

    2)     Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri

    3)     Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur

    4)     Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud

    5)     Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah

    6)     Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta

    7)     Sadar bahwa materi hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat.

    Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid [57] : 20) Sumber https://an-nur.ac.id/tamak-dan-serakah-dalam-islam/ 

     


    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Untuk Anda