Saat air mata menjadi doa, dan waktu menjawab segalanya.
Yang rusak biarlah rusak. Yang baik mari berjalan di jalan kebenaran. Tak meminta pengakuan, tak jua memohon dikukuhkan sebagai si paling benar. Hanya berusaha melangkah lurus ke depan, walau telah beberapa kali disesatkan oleh oknum tidak berperikemanusiaan.
Manusia, sudah tentu penuh kesalahan dan tidak ada yang benar-benar bersih. Namun hendaknya setiap tahun ada perbaikan dalam kualitas diri. Bertumbuh, belajar dan bergerak terus demi menuju arah yang lebih baik. Ujian, kegagalan dan batu sandungan terkadang melemahkan keyakinan yang selama ini dijadikan pedoman. Tak mengapa jatuh, tak mengapa bersedih bahkan terpuruk dalam jurang terdalam.
Menangislah bila itu melegakan, tak ada yang menuntut untuk selalu tegar. Deraikan air matamu pada hamparan sajadah dan kau akan temukan ketenangan sejati. Dia selalu menerima segala keluh kesah, ketidakterimaan bahkan kemarahan yang selama ini menyelimuti jiwamu. Tumpahkan semua lara dan rasa ketidakberdayaan itu, maka hati akan lega sebenar-benar lepas dari belenggu siksa.
Nanti, akan tiba masanya tangis berubah menjadi senyum. Ratapan berganti menjadi nyanyian dan hinaan beralih menjadi pujian. Sabarlah, karena semua ada balasannya. Tabur baik akan menuai baik. Tabur buruk maka akan kembali pula dalam hal keburukan. Lalu apalagi yang kau risaukan?
Duduklah yang manis dan tunggulah hukum alam akan berjalan mengatur keseimbangan dengan sendirinya. Tak perlu kau berkoar meminta keadilan. Jangan kotori tangan bersihmu cukup diam dan perhatikan. "Camkan ini! Diam dan perhatikan." Bisakah cantik?
#Wanita_Hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar