Pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara yang bernama Kiai Pager Tlika (Tliko) Beliau Meninggal Dunia dan dimakamkan di tepi hutan tepatnya di Sikancil/Jurang Jeruh yang kini menjadi dukuh Kalibening.
Kiyai Pager Tlika dengan keistimewahannya berhasil menemukan sumber mata air yang jernih/bening, yang menjadi nama dusun kali bening.
Sumber yang artinya Sumber adalah Pusat / tempat dan Rejo artinya Makmur, yang berarti sumber/kemakmuran. Pengucapan Sumberejo menjadi umum di penduduk setempat dan sekarang menjadi nama Desa Sumberejo.
Bukit Siparuk
Di bukit Siparuk terdapat empat makam yaitu makam dari Siti Aminah, Mbah Nanggul, Mbah Pager Tliko dan Nyai Gendeng.
Letak posisi yang berbeda di bukit siparuk dan menurut para juru kunci bahwa makam petilasan ini juga mempunyai asal usul yang berbeda pula dari setiap makamnya. Petilasan mbah nyai Gendeng merupakan pindahan dari daerah waduk wadaslintang yang boyong oleh masyarakat setempat.
Namun untuk makam petilasan mbah Siti Aminah memang dari dulunya berada dibukit Siparuk ditempatkan dipaling puncak.
Di bagian kebawah ada makam mbah Nanggul, di bawahnya lagi mbah Pager Tliko dan bagian bukit paling bawah adalah makam nyai Gendeng.
Menurut bapak Mujiyono, Mbah Siti Aminah dan Nyai Gendeng adalah seorang Klengger, seorang wanita yang sangat cantik pada saat itu meskipun seorang klengger, Siti aminah adalah seorang Hajah. Karena kecantikannya Siti Aminah akhirnya menjadi rebutan banyak pria waktu itu, yang terjadi malah siti aminah dibunuh dan kemudian tubuhnya dipotong-potong menjadi 3 bagian, bagian dari badan kebawah itulah yang dikubur di bukit Siparuk tersebut.
Mbah Nanggul adalah seoarang haji dan seseorang yang dianggap sakti, pada saat air meluap rumah Mbah Nanggul sama sekali tidak dimasuki oleh air.
*Disclaimer : untuk menambah pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar