• Jelajahi

    Copyright © WadaslintangCom
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Health

    SIMFONI RINDU

    Suroso
    , Rabu, September 17, 2025 WIB Last Updated 2025-09-17T13:19:29Z
    masukkan script iklan disini

    Kusimpan namamu di tepi cahaya rembulan,

    seakan setiap kilau adalah napasmu yang jatuh di dadaku.

    Aku meraba sunyi, menanti ia menjelma bisikmu

    yang tak henti mengetuk ruang sepi di dadaku.

    Dan ketika malam menutup pintu-pintunya,

    aku masih percaya—kau tetap kunci

    yang membuka rahasia mimpi-mimpiku.





    Termangu aku dalam keterdiaman panjang,

    seolah napas bumi berhenti di sela kabut.

    Kuhitung perlahan lolong makhluk malam,

    teriak rindu menggumpal di tepian dada kelam.

    Dan aku, masih saja mengeja namamu dengan tersengal,

    seakan nyawa bisa tercerabut

    dari ujung rambut rusa putih yang berlari di pelupuk mataku.


    Di balik tirai bintang yang resah,

    kusulam suaramu menjadi benang cahaya—

    agar setiap gugur malam meneteskan wajahmu

    ke dalam mimpi yang tak pernah reda.

    Sekalipun semesta merenggut segala yang kupunya,

    biarlah namamu saja yang tersisa,

    sebab padanya aku rela terikat hingga abadi.


    Bersama kita merajut malam penuh gemintang gugur,

    memoles awan putih dengan cahaya jingga,

    sebagai tanda fajar lahir di ufuk timur.

    Dan tuntaslah secawan rindu,

    menggelegar, memekakkan telinga-telinga dalam remang.


    Namun usai fajar menyapa, kutahu—

    rindu tak pernah benar-benar usai.

    Ia hanya menjelma embun yang menetes di ujung dedaun,

    menanti sentuhan sinar matamu,

    lalu kembali menguap ke langit

    menjadi doa yang tak bertepi.


    Biarkanlah ia terbang melangit dan kekal di sana.

    Menunggu pagi menjadi siang, siang menjelma senja,

    hingga aku menemui lagi wajahmu

    di saat cahaya surya perlahan meredup.

    Di sana, perjumpaan kita akan terpilin kembali

    dalam simfoni nyanyian alam yang hakiki.


    Penulis; Siera Putri , 16 September 2025


    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sudut