Halo Sobat, untuk memenuhi kebutuhan hidup kita perlu bekerja sepakat?
Bekerja merupakan sebuah rutinitas yang terus menerus dilakukan, hal apa yang bisa menyebabkan kita untuk tertarik bekerja, keinginan dan kewajiban memenuhi kebutuhan sendiri atau keluarga seperti kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier.
Datang ke tempat bekerja dengan niat, karena ketika tidak punya niat untuk bekerja dengan sungguh-sungguh yang terjadi hanya menghabiskan jam kerja saja tanpa menepati mengerjakan tugas pekerjaan itu sendiri. Pagi datang sore pulang bahkan sudah datang siang sebentar pulang hal itu tidak hanya merugikan tempat di mana tempat pekerjaan itu berada juga merugi untuk individu itu sendiri.
Kualitas dan kuantitas kerja
adalah dua indikator kinerja yang berbeda, di mana kualitas kerja mengacu pada mutu atau seberapa baik pekerjaan diselesaikan sesuai standar, sementara kuantitas kerja mengacu pada jumlah atau banyaknya pekerjaan yang diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Keduanya merupakan elemen penting untuk mengukur kinerja karyawan secara menyeluruh.
Kualitas kerja
Seberapa baik seorang karyawan mengerjakan tugasnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan, mencakup aspek seperti kehalusan, ketelitian, dan kerapian.
Dapat diukur melalui persepsi karyawan terhadap hasil kerjanya atau penilaian ketepatan, kelengkapan, dan kerapian hasil akhir.
Contoh: Seorang desainer grafis yang menghasilkan desain yang secara visual menarik dan sesuai dengan kebutuhan klien, meskipun tidak banyak, menunjukkan kualitas kerja yang baik.
Kuantitas kerja
Jumlah pekerjaan yang berhasil diselesaikan atau dihasilkan oleh karyawan dalam satu periode waktu tertentu, sering kali diukur dari jumlah unit atau siklus yang diselesaikan per hari.
Dihitung berdasarkan perbandingan antara target kerja dan hasil yang dicapai karyawan, serta kecepatan kerja.
Contoh: Seorang penulis yang berhasil menyelesaikan 10 artikel dalam satu hari menunjukkan kuantitas kerja yang tinggi.
Motivasi kerja
Motivasi kerja ditentukan oleh keyakinan individu, Motivasi merupakan sebuah keinginan atau dorongan yang akan timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun dengan tidak sadar untuk melakukan perbuatan dengan sebuah tujuan tertentu.
Ketika satu persatu tugas atau kewajiban sudah bisa di kerjakan di sini sudah tidak perlu meminta bantuan kepada rekan yang berulang-ulang untuk hal yang sama, terkadang satu tugas tidak cukup satu hari bahkan bisa seminggu untuk itu perlu di kerjakan satu persatu, di hari selanjutnya tanpa di suruh kembali segera kerjakan tugas tersebut.
Tugas tidak selalu mudah maka jangan pilah-pilih hanya yang mudah saja yang sulit di abaikan bahkan di tinggal intinya perlu dengan niat, ikhlas dan bertanggungjawab kedisiplinan akan waktu juga perlu di utamakan
Bagaimana jika terjadi salah jangan takut untuk mengakui kemudian memperbaikinya, semangat!
Pelajari, kerjakan, Cintai
Dengan niat yang sulit pun akan terasa ringan, bukan sulit di tinggal
Saya tidak bisa, seringkali terdengar saya tidak bisa tidak faham dan di tinggal begitu saja, tanpa mau belajar lalu ngapain hadir ke tempat kerja!
Bekerja (ada istilah ora kejo ora mangan)
Menurut para ahli, bekerja adalah sebuah aktivitas yang dilakukan dengan sengaja baik secara mental maupun fisik untuk mencapai tujuan tertentu, yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, orang lain, atau masyarakat, dan terkadang mengharapkan imbalan. Beberapa pandangan ahli juga mengartikan bekerja sebagai penggunaan tenaga dan pikiran untuk menghasilkan barang dan jasa, baik karena kewajiban, tanggung jawab, atau panggilan.
Definisi Bekerja menurut para ahli:
- Brown (1998): Kerja adalah penggunaan proses mental dan fisik untuk mencapai beberapa tujuan yang produktif.
- Irsyad (2013): Bekerja adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara rutin atas dasar kewajiban dan tanggung jawab untuk dirinya sendiri, orang lain, atau perusahaan tanpa merugikan siapapun.
- Wiltshire (2016): Pekerjaan adalah kegiatan sosial di mana individu atau kelompok mengerahkan upaya selama waktu dan ruang tertentu, terkadang mengharapkan imbalan moneter atau bentuk lain, atau tanpa mengharapkan imbalan tetapi dengan rasa kewajiban kepada orang lain.
- Hasibuan (2007): Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaga fisik dan pikirannya kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian.
- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1: Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau organisasi, baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut para ahli, seperti Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawabnya. Ahli lain seperti Ilyas mendefinisikannya sebagai penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas.
Menurut para ahli, kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, diukur dari kualitas dan kuantitas dalam periode waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa ahli juga menekankan bahwa kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, motivasi, dan perilaku dalam bekerja.
Waktu duduk di bangku sekolah dahulu mengenal istilah Kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier. Perjalanan waktu yang sudah bertahun-tahun lalu hal itu terasa seperti hanya teori hilang, namun menyadarkan. Bertambah umur yang terpenting ialah punya beras, kopi dan gas....
Definisi kinerja menurut beberapa ahli:
- Menurut Mangkunegara (2016): Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.
- Menurut Robbins (2003): Fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi individu.
- Menurut Sutrisno (2016): Hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
- Menurut Paramitadewi (2017): Hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugasnya selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan lain.
- Menurut Armstrong dan Kotler (1999): Hasil dari tingkah laku yang merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi.
- Menurut Kasmir (2019): Hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab yang diberikan selama periode waktu tertentu.
- Menurut teori Stephen Robbins, kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan pegawai yang dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sejauh mana tujuan perusahaan tercapai melalui efisiensi, efektivitas, dan inovasi.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau organisasi dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Istilah ini dapat juga diartikan sebagai prestasi, unjuk kerja, atau penampilan yang mengacu pada tingkat keberhasilan dalam menjalankan tugas dan mencapai target.
Kinerja dinilai berdasarkan seberapa baik hasil kerja (kualitas) dan seberapa banyak hasil kerja yang diselesaikan (kuantitas). Tindakan dan Hasil: Kinerja bisa merujuk pada tingkah laku dalam melaksanakan tugas maupun hasil akhir dari tugas tersebut.
Kepuasan Kerja
Seseorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan memperlihatkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak puas akan memperlihatkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins, 2003).
Menurut George dan Jones (2002), kepuasan kerja adalah perasaan yang dimiliki oleh pegawai tentang kondisi tempat kerja merka saat ini. Kemudian menurut Church (1995), kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai macam sikap (attitude) yang dipunyai seorang pegawai.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan sikap tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan beserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan/supervisi, gaji dan tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman kerja, hubungan sosial di dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap keluhan-keluhan dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap pegawai. McNesee Smith (1996) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau pegawai terhadap pekerjaanya, hal ini merupakan sikap umum terhadap pekerjaan yang didasarkan penilaian aspek yang berada dalam pekerjaan.
Bukti-bukti penelitian terhadap kepuasan kerja dapat dibagi menjadi beberapa katagori seperti, kepemimpinan, kebutuhan psikologis, penghargaan atas usaha, manajemen ideologi dan nilai-nilai, faktor-faktor rancangan pekerjaan dan muatan kerja.
Sedangkan Luthan (2005) membagi dimensi-dimensi pekerjaan yang memiliki hubungan dengan kepusan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, kondisi kerja dan rekan kerja. Berdasarkan uraian diatas, terlihat ada enam dimensi serupa dalam penelitianpenelitian yang dilakukan oleh Church, Luthan, dan Locke tersebut, sehingga dimensi-dimensi ini dianggap paling mempengaruhi kepuasan kerja yang dinginkan. Keenam dimensi tersebut adalah pekerjaan itu sendiri, gaji/tunjangan, kesempatan promosi, pengawasan, kondisi kerja dan rekan kerja.
Motivasi Bekerja
Morrison (1994) memberikan pengertian motivasi sebagai kecendrungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Jika perilaku tersebut mengarah pada suatu obyek (sasaranya) maka dengan motivasi tersebut akan diperoleh pencapaian target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat dicapai. Menurut Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian dorongan, yaitu bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Sehingga melalui dorongan ini diharapkan akan dapat bertindak kearah tujuan yang diinginkan. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan kekuatan motivasi adalah valensi dan harapan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar