Legendaris Bukan Berarti Mistis
Berdirinya sebuah tempat terkhususnya desa, pastinya terdapat sebuah kilas balik sejarah. Begitupula dengan Desa Kalidadap yang secara sejarah tidak akan pernah terpisahkan. Terdapat dua tokoh yang sangat melegenda dan melekat dengan keberadaan desa kami yaitu Bu Nyai Dewi Sri Larasati (Bu Nyai) dan Kyai Tunggul Wulung (Pak Kyai). Kedua tokoh tersebut merupakan leluhur sekaligus tokoh legendaris.
Bu Nyai adalah keturunan darah biru beraliran Keraton. Selain itu,beliau juga suka mempelajari kesenian dan sastra, sekali lagi bukan mantan ronggeng atau lengger seperti pemahaman yang sudah menjamur dikalangan masyarakat saat ini. Dalam hal keagamaan, Beliau juga sangat suka perjalanan untuk Sembah Hyang (salat).
Berbicara mengenai Bu Nyai, tentu saja ada satu tokoh yang sangat erat dengannya, yaitu Kyai Tunggul Wulung. Beliau merupakan suami atau istilah Jawanya langganane. Pertemuan keduanya hingga menjadi pasangan, tentunya bukan tanpa sebab sejarah yang hanya seperti angin lalu saja. Keduanya bertemu pada sebuah gunung,hingga mereka menikah dan dikaruniai tujuh anak hasil buah cinta mereka tetapi, tidak pernah disangka atas kehendak Sang Kuasa tiga anak mereka meninggal dunia, hingga pada akhirnya tersisa empat anak yaitu dua laki-laki dan dua perempuan.
Mereka hidup bahagia dan dari hasil perjalanan panjang dan sudah terikat nya mereka pada perjanjian jiwa. Keduanya memutuskan untuk menetap di desa ini. Apalagi rasa nyaman, letaknya yang strategis, dan kon-disi tanahnya teles (mendukung untuk dihuni).
Namun, banyaknya berwete (makhluk halus) yang ingin berkuasa dengan tujuan tidak baik, membuat Beliau ingin menyeimbangkan dengan bekal ilmu kedigdayaan dan kebatinan yang sudah terlatih, hingga pada akhirnya membuat sekumpulan jin tunduk di daerah pusaran Luk Ulo (sungai di Desa Kalidadap). Hingga pada waktunya kedua tokoh tersebut meninggal dan dimakamkan di Desa Kalidadap.
Sebuah sejarah, apa lagi makam seorang tokoh legendaris pendiri sekaligus pembuka sebuah desa, mayoritas akan berasumsi hal tersebut merupakan mistis dan bagi generasi milenial dianggap sesuatu yang ku-no. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Justru dengan adanya tokoh legendaris pendiri desa yang masih nyata keberadaannya berupa makam, akan men-jadi kebanggaan tersendiri bagi desa tersebut, karena menandakan bahwa desa tersebut masih kental akan nilai sejarah. Keberadaan makam tersebut, yang cukup strategis membuat daya tarik untuk para pengunjung-nya. Namun, lokasi kedua makam tidak berdekatan. Makam Bu Nyai terletak di Desa Kalidadap sebelah kidul (selatan) yang dipayungi dengan tumbuh subur nan rindangnya pohon gayam yang dipercaya bahwa dahulu merupakan sebuah tongkat. Sedangkan makam Kyai Tunggul Wulung berada di sebelah kulon (barat) Desa Kalidadap.
Selain berfungsi sebagai makam, saat ini tempat tersebut juga berpotensi sebagai ziarah bahkan wisata ziarah baik bagi pengunjung asli desa maupun luar desa. Hal tersebut dikarenakan sebenarnya makam kedua tokoh itu sudah terkenal sejak zaman dahulu dan ko-non Desa Kalidadap merupakan sebuah tempat tujuan orang dari berbagai daerah untuk mencari pangan (makanan), menyambung kehidupan, dan terkait makam untuk berziarah bahkan ada juga beberapa orang yang menjadikan makam sebagai tempat pesugihan(mencari kekayaan), tetapi seiring berjalannya waktu tradisi ter-sebut sudah hilang karena sudah banyak orang yang mulai mengerti bahwa makam untuk berdoa bukan untuk kepentingan duniawi.
Terkhusus bagi masyarakat Kalidadap, setiap bulan syura' (Muharram) diadakan sebuah ritual suranan dengan berbondong-bondong-nya masyarakat Desa Kalidadap dari ujung timur sampai barat menuju makam Bu Nyai dan Pak Kyai untuk berziarah, bersih-bersih makam, dan berdoa bersama untuk kedua tokoh legendaris tersebut.
Melihat potensi makam tersebut yang begitu antusiasnya orang-orang asli desa bahkan masyarakat luar untuk mengunjungi makam tersebut, tentu hal ini menjadikan sebuah tantangan yang cukup menarik untuk memunculkan sebuah ide bagaimana agar makam legendaris yang terletak di sebuah desa dapat terus dikembangkan dan diterima oleh berbagai kalangan mayarakat. Salah satu permasalahan yang ada adalah berkaitan dengan akses jalan. Perihal tersebut merupakan syarat penting sebagai jalur utama menuju lokasi makam, dengan adanya akses jalan yang sudah memadai seperti contoh sudah beraspal akan memudahkan orang menuju tempat yang akan menjadi tujuan. Selain itu, perlunya perbaikan dan peningkatan fasilitas beru-pa sarana dan prasarana di lokasi makam mulai dari perawatan bangunan, kebersihan sekitar lokasi makam. sampai membuat bagaiman makam tersebut dapat di-kemas semenarik mungkin tanpa harus mengurangi keaslian ciri khas bangunan makam tersebut, bahkan bisa menjadi situs sejarah, sehingga keturunan yang akan datang bisa mengetahui asal-usul makam tersebut dari sisi historisnya.
Makam Bu Nyai dan Pak Kyai yang merupakan tempat suci peristirahatan terakhir mereka, tentu saja perlu untuk selalu dijaga dan dilestarikan keberadaan-nya dengan harapan makam tersebut dapat menjadi makam yang berdaya tarik atau menjadi magnet bagi para pengunjung. Perlu adanya perhatian serius pada perbaikan akses jalan transportasi, peningkatan sarana dan prasarana di lokasi, sehingga akan ada banyak masyarakat yang tergerak untuk mengunjungi, hingga pada akhirnya makam diharapkan bisa menjadi makam multifungsi seperti makam ziarah, makam wisata, dan makam edukasi.
Tentunya makam ziarah untuk memanjatkan doa, makam wisata untuk berwisata atau hanya sekedar kebutuhan rohani pengunjung untuk menikmati akan keberadaan makam, sedangkan ma-kam edukasi inilah yang sangat berpotensi untuk me-narik minat para generasi pemuda agar mau mengunjungi makam dengan mengemas makam yang sebelum-nya bernuansa tua atau kuno, kini disulap menjadi sebuah situs sejarah yang bernuansa modern, mungkin bisa dengan penambahan artikel berupa tulisan asal-usul makam, miniatur dari makam sehingga para generasi muda mudah untuk memahami kilas baliknya dan berharap mereka tidak acuh dan terus peduli pada keberadaan sejarah yang ada, karena kepada para pemudalah kepercayaan Bangsa Indonesia ini diberikan.
Peran pemuda berupa aksi nyata sangat diperlukan karena mereka adalah agent of changes artinya mereka yang dapat membawa perubahan-perubahan positif dan memunculkan ide kreatif misalkan dengan me-manfaatkan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya melalui beberapa aplikasi yang ada (instagram, facebook, whatsapp, twitter, google) dengan mengunggah beberapa foto kegiatan, keadaan lokasi, dan segala potensi positif yang ada di sekitar lokasi makam. Sehingga, promosi dan penyebarluasan informasi makam tersebut dapat benar-benar bisa tersebar dan menjalar baik pada forum lokal, nasional, bahkan internasional, dan harapan terakhir dapat mengubah pola pikir masyarakat bahwa sesuatu yang bernuansa legendaris bu-kan berarti mistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar