• Jelajahi

    Copyright © WadaslintangCom
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Health

    MENGUBAH SINGKONG MENJADI SEBUAH EMAS UNTUK PLUNJARAN

    WadaslintangCom
    , Selasa, Januari 28, 2025 WIB Last Updated 2025-01-28T11:59:21Z
    masukkan script iklan disini

    OPAK dan TIWUL

    Desa Plunjaran sebuah desa yang terletak di sebelah barat dari Kecamatan Wadaslintang atau tepat berada di sebelah barat laut Obyek Wisata Lubang Sewu dan Pesona Indah Kumejing. Untuk menuju Desa Plunjaran perlu waktu sekitar 10-15 menit yang di-tempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

    Foto : wadaslintang.com

    Mengulas sedikit tentang bagaimana Desa Plunjaran ini berdiri. Pada masa penjajahan Belanda Desa Plunjaran merupakan salah satu tempat persinggahan Pasukan Pribumi yang pada saat itu sedang berjuang melawan penjajahan Belanda. Pemilihan Plunjaran sebagai tempat persinggahan Pasukan Pribumi bukan tanpa sebab. Plunjaran dipilih karena memang letak wilayahnya yang strategis dan juga karena hasil pertanian masyarakat Desa Plunjaran yang melimpah.


    Pada saat itu wilayah tersebut belum bernama Plunjaran akan tetapi setelah Pasukan Pribumi dengan pasukan berkudanya singgah di wilayah tersebut akhirnya wilayah tersebut di beri nama Plunjaran. Kata Plunjaran berasal dari dua kata yaitu Plun dan Jaran. Kata Plun berarti berkumpul atau tempat kumpul dan jaran yang berarti kuda. Pemberian nama ini memang disebabkan karena Pasukan Pribumi yang membawa kuda itu singgah di wilayah Desa Plunjaran.


    Dengan kondisi hasil panen yang melimpah sejak jaman penjajahan Belanda membuat masyarakat Desa Plunjaran betah tinggal di wilayah itu. Akan tetapi semua itu berubah ketika pemerintah negara Indonesia memutus-kan akan membangun sebuah waduk besar di Wadaslintang. Dari pembangunan tersebut rakyat menjadi menderita karena lahan mereka harus digusur untuk membangun Wa-duk Wadaslintang. Masyarakat Desa Plunjaran kehilangan mata pencahariannya, banyak masyarakat Desa Plunjaran pada saat itu mengalami krisis ekonomi dan kelaparan.


    Setelah beberapa tahun terjadi penggusuran, ternyata hasil pertanian masyarakat Desa Plunjaran mulai kembali me-ningkat. Sebagian besar besar masyarakat Plunjaran yang berkerja sebagai petani senang dengan meningkatnya hasil panen mereka. Banyak sekali hasil panen yang bisa di-nikmati oleh petani mulai dari singkong, pisang, maupun padi mudah ditemukan di Desa Plunjaran.


    Dari beberapa hasil panen masyarakat Desa Plunjaran di atas, singkong merupakan salah satu bahan makanan yang sangat mudah didapatkan di Desa Plunjaran. Tidak heran jika Desa Plunjaran disebut sebagai Desa Penghasil Singkong di Kecamatan Wadaslintang. Akan tetapi dengan kondisi tersebut belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Desa Plunjaran. Kebanyakan dari petani singkong tidak mengolah kembali singkong untuk menjadi sua-tu produk yang memiliki nilai jual tinggi di pasar.


    Setelah beberapa tahun hal tersebut terjadi akhirnya pemerintah Desa Plunjaran sadar akan potensi besar yang ada di desanya. Melihat potensi yang begitu besar membuat pemerintah Desa Plunjaran mendorong warganya untuk bisa mengolah singkong menjadi suatu produk yang bisa menambah nilai jual di pasar.


    Selanjutnya Pemerintah Desa Plunjaran membuat sebuah wadah yaitu melalui BUMDES yang diberi nama NEO TRISABUNDA. Dengan hadirnya BUMDES NEO TRISABUNDA para petani singkong di Desa Plunjaran menjadi semakin kreatif dan inovatif. Para petani singkong akhirnya memiliki akses untuk mengolah singkong menjadi produk baru dengan nilai jual lebih tinggi di pasar. Salah satu contohnya yaitu produk opak yang merupakan yang merupakan produk asli masyarakat Desa Plunjaran. Opak yang semula hanya memiliki rasa original kini hadir opak dengan berbagai varian rasa salah satunya yaitu opak rasa pedas, yang di beri nama D'Opak. D'Opak ini merupakan salah satu produk unggulan dari BUMDES NEO TRISABUNDA Desa Plunjaran.


    Selain mengubah menjadi opak para petani singkong di Desa Plunjaran juga bisa mengolah singkong menjadi nasi thiwul yang di beri nama D'Thiwul juga merupakan salah satu produk unggulan dari BUMDES NEO TRISABUNDA Desa Plunjaran.


    Dengan adanya produk-produk baru dari masyarakat Desa Plunjaran tersebut menjadi bukti nyata bahwa hadirnya BUMDES NEO TRISABUNDA Desa Plunjaran menjadi pelecut semangat para petani singkong dan masyarakat lain untuk membuat sebuah inovasi baru yang nantinya akan di pasarkan melalui BUMDES NEO TRISABUNDA ini.


    BUMDES NEO TRISABUNDA ini secara tidak lang-sung mengubah kehidupan ekonomi masyarakat Desa Plunjaran yang awalnya para petani singkong lebih gemar menjual langsung singkong ke pembeli sekarang mereka sudah bisa mengolah dan menghasilkan produk baru yang ber-bahan dasar singkong. Krisis ekonomi yang dahulu dirasakan masyarakat Desa Plunjaran akibat dari penggusuran lahan untuk pembangunan Waduk Wadaslintang, kini secara perlahan masyarakat mulai bangkit dan mencari sumber penghasilan baru dengan memanfaatkan potensi yang ada di Desa Plunjaran.


    Tidak berhenti sampai disini, tentunya masyarakat akan menunggu gebrakan-gebrakan baru yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Plunjaran bersama dengan BUMDES Desa Plunjaran agar nantinya Desa Plunjaran semakin aktif dan kreatif di bidang bisnis home industry, pembangunan serta dalam hal pemberdayaan manusianya. Karena impian Desa Plunjaran di masa yang akan datang yaitu menjadikan Desa Plunjaran lebih maju dan menjadi salah satu desa yang menghasilkan produk-produk home industry unggulan yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masya rakat di Kecamatan Wadaslintang maupun sekitarnya.

    Oleh : Sugeng Trionountuk Kegiatan "Workshop Menulis Wadaslintang Keren, dalam rangka Festival Desa Wisata Tahun 2020"  
    *ditulis ulang : wadaslintang.com





    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sudut